TARAKAN – Pertumbuhan kredit di Kalimantan Utara (Kaltara) tetap kuat pada Januari 2025, meskipun Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami kontraksi.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, kredit/pembiayaan pada Januari 2025 tercatat tumbuh 21,41 persen (yoy), menunjukkan dukungan yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Pertumbuhan kredit ini didorong oleh semua jenis penggunaan, termasuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, dan Kredit Konsumsi,” ujar Hasiando.
Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini sektor Rumah Tangga (RT) mendominasi penyaluran kredit dengan pangsa 30,88 persen, diikuti oleh Industri Pengolahan dengan pangsa 21,00 persen, yang sejalan dengan percepatan pembangunan infrastruktur di Kaltara, terutama Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).
Meskipun pertumbuhan kredit positif, DPK Kaltara mengalami kontraksi sebesar -0,41 persen (yoy) pada Januari 2025. Komponen Giro dan Tabungan masing-masing tumbuh sebesar 11,47 persen dan 4,45 persen, namun komponen Deposito terkontraksi sebesar -22,61 persen.
“Risiko kredit tetap terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non-performing loan – NPL) yang terjaga rendah sebesar 1,05 persen (gross), jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 5 persen,” tambah Hasiando.
Penyaluran kredit UMKM di Kaltara juga tetap terjaga dengan pertumbuhan sebesar 2,88 persen (yoy). Total nominal kredit outstanding pada Januari 2025 mencapai Rp 5,48 triliun, dengan penyaluran terbesar pada sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 2,48 triliun. Kualitas kredit UMKM juga terjaga dengan NPL di level 2,91 persen.
Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit yang kuat di Kaltara menunjukkan optimisme dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, meskipun perlu perhatian terhadap kontraksi DPK. (nri)