NUNUKAN – Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-24 Dharma Wanita Persatuan (DWP) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan berlangsung meriah. Ada pesembahan tari-tarian dan bazar produk UMKM, penjualan pangan murah, serta penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba dan cenderamata kepada janda-janda ASN.
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Nunukan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 DWP dengan mengangkat tema “Peran Strategis Perempuan Dalam Pembangunan Berkelanjutan” yang dirangkaikan dengan Hari Ibu Ke-95 tahun 2023 dengan Tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya” berlangsung dilantai 5 Kantor Bupati Nunukan, Selasa (12/12).
Dalam peringatan HUT DWP dan Hari Ibu tahun ini juga digelar seminar dengan tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju Perempuan Berdaya dan Berkarya” dengan menghadirkan narasumber Fanny Sumajouw, S.Psi, Psikolog (Bunda Fanny) dengan segudang profesi. Di antaranya sebagai founder/owner Yayasan Bening Hati Tarakan, Ketua Puspa (Perlindungan Perempuan & Anak) Provinsi Kaltara, psikolog/monselor anak & keluarga Kaltara, psikolog/konselor UPTD-PPA Provinsi Kaltara dan inspirator Puspa Kementerian PPPA Wilayah Kaltara.
Kegiatan yang diikuti oleh istri-istri para ASN dan organisasi wanita se-Kabupaten Nunukan ini juga dihadiri oleh Ketua PKK Kabupaten Nunukan yang juga sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Hj. Sri Kustarwati, Ketua DPRD kabupaten Nunukan Hj. Leppa Hafid, para Asisten dan kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Asisten Administrasi Umum Setda Nunukan Drs. Syafarudin mewakili Bupati Nunukan dalam sambutannya mengatakan peringatan hari ulang tahun Dharma Wanita Persatuan dan Hari Ibu tahun 2023 ini dirangkaikan menjadi satu, dimana sebagai garda terdepan dan pelopor kaum wanita dalam keikutsertaanya dalam hal pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya yang ada di Kabupaten Nunukan.
“Sebagai seorang ibu sekaligus anggota Dharma Wanita, tentunya kita mengetahui apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita kepada bangsa,” ujarnya.
Syafarudin menyampaikan bahwa melihat kondisi saat ini dimana seorang wanita dalam pembangunan bangsa sangatlah berperan, dia mengatakan tanpa kehadiran seorang wanita, sebuah perjalanan kehidupan manusia itu akan sirna dan tidak seimbang. Lalu Dharma Wanita tampil sebagai pelopor untuk memperjuangkan hak-hak wanita dan harus diikutsertakan dalam pembangunan kehidupan bangsa untuk lebih maju dan lebih baik lagi.
Lebih lanjut dikatakannya dengan mengambil tema ”Perempuan Berdaya dan Berkarya” peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan dan Hari Ibu tahun ini selaras dengan cita-cita dan harapan bangsa, di mana saat ini bangsa Indonesia sudah memberikan kaum wanita kesempatan untuk selalu tampil dan menjadi pendobrak perubahan. Ini merupakan salah satu kesadaran akan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum wanita.
“Jika kita bandingkan di belahan dunia lainnya yang mana ada sebagian kaum wanita yang menjadi bahan ejekan, dianggap lemah, dan diskriminasi. namun bangsa kita tidak demikian. kita semua dianggap sama dihadapan konstitusi dan dihadapan tuhan, maka sebagai dharma wanita dan kaum ibu, saya mengajak kepada kita semua untuk satukan tekad dan kekuatan untuk selalu mempertahankan hak-hak kaum wanita dalam menghadapi berbagai persoalan diskriminasi dan pelecehan kaum wanita di indonesia,” jelasnya.
Sementara Pj. Ketua DWP Kabupaten Nunukan Hj. Fitria T. Asmar membacakan sambutan Ketua Umum DWP Pusat, Ny. Franka Makarim, bahwa pendidikan khususnya dalam keluarga, menempatkan perempuan sebagai aktor kunci didalamnya. “Karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan berkelanjutan, perempuan memiliki andil besar dalam proses perwujudannya,” ungkapnya.
Dirinya pun mendorong untuk terus bergerak dengan penuh semangat. Serta mendorong menjadi organisasi yang senantiasa menjadi pilar penting dalam menguatkan peranan perempuan Indonesia.
“Sebagai pilar pembangunan, Ibu-ibu pengurus dan anggota DWP merupakan Kekuatan yang luar biasa dalam membangun keluarga, masyarakat dan bangsa, bersama-sama kita senantiasa memberikan kontribusi yang bermakna dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, ekonomi, sampai sosial budaya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu pula, Hj. Fajar selaku pengurus GOW membacakan sejarah singkat ditetapkannya Hari Ibu, ikrar para pejuang pada Kongres Perempuan Indonesia pertama tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta merupakan tonggak sejarah puncak perjuangan kaum perempuan, dan Kongres Perempuan yang ketiga tahun 1938 sejak saat itu ditetapkan sebagai Hari Ibu.
Puncak peringatan HUT Ke-24 DWP Kabupaten Nunukan ditutup dengan pemutaran video jejak langkah DWP Kabupaten Nunukan dan pemotongan tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur. (muli/tus/prokopim)