TEGUH Setyabudi dilahirkan di Purwokerto Kabupaten Banyumas Jawa Tengah pada tanggal 8 Maret 1967. Dia merupakan anak ke-empat dari sembilan bersaudara pasangan Drs. H. Kardoyo (almarhum) dan Hj. Sulastri (almarhumah).
Sejak kecil, dia dibesarkan di lingkungan pendidikan karena kedua orang tuanya adalah guru. Jenjang pendidikannya, dia tempuh dari TK sampai SMA di kota kelahirannya. Sosoknya dikenal selalu menjadi bintang di sekolah karena prestasi yang diperolehnya berada dalam rangking antara 1 sampa dengan 3. Prestasinya tidak hanya dikenal dalam kalangan dunia akademis, tetapi juga aktif kegiatan ekstra kurikuler, Pramuka, OSIS maupun Badan Perwakilan Murid.
Pada tahun 1981, dia menjadi salah satu murid yang mewakili kabupatennya untuk mengikuti Jambore Nasional Pramuka di Cibubur, Jakarta. Selepas lulus SMA, pada tahun 1986 di Purwokerto, dia melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIPOL.
Saat masa perkuliahan, sosok Teguh Setyabudi terus bersinar. Bukan hanya pintar dan cerdas dalam dunia akademis yang bisa dinilai dari Indeks Prestasi (IP) yang diraihnya, tetapi juga aktif dalam kegiatan organisasi kampus, seperti Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintah (KOMAP FISIPOL UGM), dan Senat Mahasiswa Fisipol UGM.
Diantara tahun 1987-1988, Teguh Setyabudi menjabat Ketua Senat Mahasiswa Fisipol UGM. Berbekal pengalaman dunia akademis, maupun kegiatan ekstra kurikuler menjadikannya mudah menyesuaikan diri dalam berbagai pergaulan.
Untuk memenuhi tugas akhir sebagai mahasiswa S-1 FISIPOL UGM, dia menyusun Skripsi dengan judul yang menarik yaitu “Perkembangan Peran dan Fungsi DPRRI periode 1967 sampai dengan 1987”. Substansi skripsi tersebut, dituangkan dalam bentuk artikel yang kemudian dimuat dalam Harian KOMPAS pada tahun 1992.
Pada tahun 1991, Teguh Setyabudi lulus dan meraih gelar S-1 dengan predikat lulusan terbaik Fisipol UGM.
Usai menyelesaikan studinya, ia diterima menjadi karyawan di Badan Diklat Departemen Dalam Negeri melalui program khusus. Pada saat itu, alumnus Fisipol UGM yang lulusan terbaik langsung diterima sebagai karyawan, meski belum berstatus sebagai pegawai negeri.
Sebagai staf baru di Depdagri, dia tidak perlu lama menyesuaikan diri dengan dunia birokrasi. Selain bekerja, dia juga aktif menulis, bahkan saat masih sangat baru sebagai karyawan di akhir, dia sempat menulis artikel dan dimuat di koran KOMPAS suatu harian terkemuka di tanah air.
Pada bulan Januari 1993, secara resmi Teguh Setyabudi berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil {PNS} dan megawali kariernya sebagai PNS di Badan Pendidikan dan Pelatihan. Begitu jadi PNS, berbagai kegiatan diklat, baik Diklat Teknis, Diklat Kepemimpinan maupun Diklat Fungsional banyak diikuti, dan itu menjadikannya dia semakin matang.
Berbagai seminar, workshop, dan lokakarya juga diikuti. Oleh karena itu, selain melaksanakan tugas di kantor, dia juga sering menjadi instruktur diklat, mengajar berbagai diklat di berbagai daerah. Pengalaman mengajar di berbagai daerah, menjadikan dirinya juga kenal persis berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 1996, seluruh Provinsi di Indonesia yang saat itu masih berjumlah 27 Provinsi sudah dikunjungi.
Untuk saat ini, 34 Propinsi di Indonesia sudah dikunjunginya, tidak terkecuali Provinsi Kalimantan Utara yang sudah dikunjungi beberapa kali. Bahkan ratusan Kabupaten/Kota di Indonesia juga sudah didatangi, sehingga pengetahuan dan wawasan tentang berbagai daerah di Indonesia juga sudah dikuasai.
Pada tahun 1997, Teguh Setyabudi berhasil studi S-2nya dan memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) dari IKIP Negeri Jakarta (Universitas Negeri Jakarta). Background pendidikan S-2 di bidang Teknologi Pendidikan tersebut menjadikan Teguh Setyabudi yang bertugas di Badan Diklat Departemen Dalam Negeri memiliki kompetensi yang pas, yakni S-1 di bidang Ilmu Pemerintahan dan S-2 di bidang Teknologi Pendidikan.
Dalam hal pengembangan karier, dari tingkatan staf sampai dengan jabatan eselon III dijalani di Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri. Pada tahun 2010 pada usianya 43 tahun dia dipromosikan ke dalam jabatan eselon II sebagai Kepala Biro Umum Setjen Kemendagri. Dalam masa tugasnya sebagai Kepala Biro Umum Kemendagri, dengan dukungan pimpinan Kemendagri, dia mengubah wajah Kantor Pusat Kemendagri yang berada di Jalan Merdeka Utara sampai dengan Jalan Veteran yang tadinya relatif kusam dan relatif semrawut menjadi Kemendagri yang berwajah modern, rapi, bersih, segar, dan nyaman sebagaimana yang terihat sampai dengan saat ini.
Setelah 3,5 tahun menjabat sebagai Kepala Biro Umum Kementerian Dalam Negeri, pada akhir tahun 2013, Teguh Setyabudi mendapat mutasi dan menduduki jabatan sebagai Direktur Penataan Daerah dan Otonomi Khusus pada Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri. Pada saat menduduk jabatan inilah, dia mendapat pengalaman yang betul-betul riil terkait berbagai implementasi kebijakan dan isue isue politik khususnya yang terkait penataan daerah dan otonomi khusus di daerah.
Pada tahun 2015, saat dibuka open recruitment (seleksi terbuka) untuk beberapa Jabatan Tinggi Madya (Eselon I) di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Teguh Setyabudi ikut mendaftar sebagai calon Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM}. Setelah melalui rangkaian seleksi, dia menduduki 3 [tiga] besar terbaik, pada Februari 2016, dia dilantik sebagai Kepala BPSDM Kementerian Dalam Negeri. Dia dilantik sebagai pejabat eselon I pada saat usia masih relatif muda yaitu menjelang 49 tahun.
Sebagai Kepala BPSDM Kemenenterian Dalam Negeri, dia melakukan pembenahan baik internal maupun eksternal. Dengan dukungan dan arahan dari Menteri Dalam Negeri, di era dia sebagai Kepala BPSDM banyak kebjakan yang telah dikeluarkan. Fokus garapan yang diprioritaskan antara lain adalah bahwa setiap Aparatur Sipil Negera (ASN) Pemerintahan Dalam Negeri di dalamnya masuk seluruh ASN daerah harus mampu memahami dan menguasai kompetensi pemerintahan.
Dalam berbagai kebijakan yang diambil mencerminkan keinginannya untuk menerapkan kebijakan pengembangan kompetensi yang sesuai dengan arah UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bukan semata-mata mendasarkan diri pada UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara [ASN] semata. Dalam kaitan itu pula, berbagai kebijakan pengembangan ASN Pemerintahan Dalam Negeri yang ditempuh juga mengacu dan menyuarakan tentang Kementerian Dalam Negeri sebagai poros pemerintahan.
Selanjutnya, pada tahun 2018 mendapat amanah dan kepercayaan untuk mengemban tugas sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara. Pada tanggal 19 Februari 2018 Teguh Setyabudi dilantik sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara. Tugas sebagai penjabat gubernur yang mencakup pengawalan terhadap penyelenggaraan pilkada serentak tahun 2018 di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang meliputi 1 Pilkada Gubernur/Wagub, 2 Pilkada Bupati/Wabup, dan 1 Pilkada Walikota/Walkot bisa dilaksnakan dengan baik.
Menjelang pilkada Sultra Tahun 2018 yang dikuatirkan akan rawan konflik ternyata bisa berlangsung dengan lancar, aman, damai, dan sukses. Demikian juga dengan tugas di bidang pemerintahan dan pembangunan bisa berjalan dengan lancar dan baik. Selama menjabat Gubernur Sulawesi Tenggara seluruh kabupaten/kota yang berjumlah 17 daerah, semuanya ia kunjungi dari jalur darat, laut hingga udara. Pada tanggal 5 September 2018 dengan dilantiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara yang definitif, Teguh Setyabudi mengakhiri tugasnya sebagai Penjabat Gubernur disana.
Dengan demikian penugasan sebagai Penjabat Sementara Gubernur Kalimantan Utara merupakan amanah yang kedua kalinya untuk memimpin pemerintahan di tingkat provinsi pada masa pilkada. Oleh karena itu, dengan pengalamannya di birokrasi pemerintahan yang sudah 27 tahun, dan pengalamannya yang juga pernah menjadi Penjabat Gubernur di masa Pilkada, diharapkan akan sukses pula dalam mengemban tugas sebagai Penjabat Gubernur di Kalimantan Utara.
Pada tahun 2020 Teguh Setyabuberhasil menyelesaiakn studi S-3nya dan memperoleh gelar Doktor Imu Pemerintahan di Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan predikat cum-laude. Disertasi yang disusun juga sangat menarik yakni tentang pilkada langsung yang berjudul “Analisis Dinamika Pemilihan Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur – Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Tenggara”.
Isi disertasi tersebut merupakan hasil penelitian dan pengalaman langsung Teguh Setyabudi pada saat menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara yang berhasil mengawal penyelenggaraan pilkada di Sulawesi Tenggara tahun 2018 dengan sukses.
Dalam kehidupan pribadi, Teguh Setyabudi yang menikah dengan Ika Octaviana seorang PNS di Kemendagri pada tanggal 2 Desember 1994, saat ini mereka sudah dikaruniani 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Anak pertama laki-laki bernama Muhammad Rafiadi Setyapratama lahir pada tanggal 2 Januari 1996, dia lulus dari sekolah pienerbangan BIFA dan sekarang sudah menjadi Pilot pada maskapai Garuda Indonesia dan bertugas membawa pesawat Boeing 737 seri 800 NG.
Sedangkan anak kedua perempuan bernama Rahma Tyas Ayu Fairuztika lahir pada tanggal 8 Agustus 1998, lulusan dari Lasalle College of Arts Singapore dengan mengambil program studi Desain Grafis dan saat ini sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta multinasional di Jakarta.
Hal lain yang dapat dilihat dari sosok Teguh Setyabudi yaitu sosoknya yang energik, mobile, easy going, tampil rapi dan ceria serta kelihatan lebih muda dari usianya. Dalam keseharian di lingkungan kantor dia selalu tampil low profile, tidak jaim, tidak protokoler dan senang bergaul dengan berbagai kalangan tanpa membeda bedakan jabatan, umur dan latar belakang lainnya.
Oleh karena itu, bergaul dan berkomunikasi dengan Teguh Setyabudi relatif sangat menyenangkan. Hobi yang digeluti juga menarik, dia suka mengendarai jeep dan disaat longgar waktunya suka main offroad, nggowes (bersepeda), traveling ke berbagai tempat yang cukup menantang dan kalau di rumah di saat libur dia juga hobi memasak.
Selain hobi itu, dia juga senang berorganisasi, pada tahun 2013 sd 2016 selain di struktural dia juga Ketua Pengurus Koperasi Praja Mukti Kemendagri, salah satu koperasi terbesar untuk lingkup Kementerian di tingkat pusat. Selain itu dia juga aktif dalam beberapa kegiatan khusus lainnya seperti Koordinator Offroad, menjadi Pembina Tim Basketball Kemendagri dan berbagai kegiatan lainnya. (*)