TARAKAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Tarakan khususnya Komisi III melakukan kunjungan ke Bandara Juwata Tarakan, Senin (3/10/2022) siang tadi. Dalam pertemuan tersebut ada dua hal yang menjadi titik fokus oleh DPRD Tarakan.

Ketua DPRD Tarakan Al Rhazali berserta rombongan komisi III yang diketuai oleh Muhamad Hanafia bertemu langsung dengan Plt Kepala Bandara Juwata Tarakan Ceppy Triono. Dalam pertemuan tersebut ada dua hal yang menjadi titik fokus oleh rombongan DPRD Tarakan ini.
Anggota komisi III DPRD Tarakan, Dino Adrian yang ditemui usai pertemuan tersebut menjelaskan, ia mempertanyakan soal pembebasan lahan bandara yang hingga saat ini belum selesai.


“Pertama, kami koordinasi dengan bandara terkait permasalahan yang belum selesai. Artinya kepindahan Pak Agus ini kan masih menyisakan beberapa persoalan bagi bandara khususnya berkaitan dengan pembebasan lahan. Itu yang menjadi fokus kita,” ujarnya.
Dikatakan Dino, sudah sepatutnya ada progres dari bandara yang dapat dilihat pada tahun 2023 mendatang terkait pembebasan lahan ini.
“Kami mau di tahun 2023 ada progres yang bisa dilihat bersama, bahwa ini merupakan keseriusan negara dalam menyelesaikan permasalahan bandara,” tukasnya.
Dari informasi yang disampaikan oleh Plt Kepala Bandara Ceppy Triono dalam pertemuan tersebut, permasalahan ini sudah disampaikan ke Kemenhub dan dilakukan penganggaran. Akan tetapi, ketika akan dilakukan pembebasan lahan muncul konflik horizontal sehingga terpending.
“Sebelumnya sudah dianggarkan, namun muncul konflik antar masyarakat sebagai pemilik lahan, makanya kami pending,” ujarnya.
Dino pun berharap agar masyarakat segera menyelesaikan konflik internal mereka agar pembebasan lahan bisa dilakukan.
“Karena pada saat saya masih di komisi 1 ini pernah dibahas dan ada potensi konflik sesama warga. Itu yang menjadi salah satu penyebab sehingga lambat,” kata Dino.
Selain masalah lahan, hal lain yang disampaikan oleh rombongan komisi III yakni permintaan penambahan jadwal penerbangan selain maskapai Lion.
“Kami berharap ada penambahan jadwal penerbangan baru dengan pertimbangan tidak ada lagi maskapai yang mendominasi penerbangan sehingga harga lebih terjangkau,” ujarnya.
Politisi Hanura ini menjelaskan, ketika ada maskapai yang mendominasi dengan jadwal penerbangan tertentu maka harga tiket sangat tinggi. Beda halnya ketika ada dua atau tiga maskapai yang beroperasi dengan jadwal penerbangan yang sama.
“Misalkan di hari Senin itu ada dua maskapai dengan tujuan yang sama, maka terjadi penurunan harga tiket. Kalau misalnya hari lain ketika satu maskapai saja yang beroperasi itu naiknya tinggi sekali. Itu yang kami sampaikan ke pimpinan Citilink yang ada di Tarakan agar ini menjadi perhatian,” terangnya.
Sekretaris DPC Partai Hanura ini menuturkan jika hal tersebut sudah disampaikan langsung ke pihak citilink dan Plt Kepala Bandara yang juga memberikan dukungan.
“Pihak bandara secara sistem mendukung namun kewenangan itu ada di pihak maskapai,” pungkasnya. (sha)