TARAKAN – Program Angkutan Udara Perintis ini merupakan fokus dan peran serta nyata dari pemerintah dalam upaya meningkatkan konektifitas dan mengatasi persoalan logistik di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan (3TP).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bandara Juwata Tarakan Ceppy Triono menuturkan, angkutan udara keperintisan ini telah hadir salama sewindu atau 8 tahun. Dimulai sejak tahun 2015 dengan melayani 9 rute penumpang hingga tahun ini telah menjadi 16 rute perintis penumpang dan 5 rute perintis kargo.
“Rute perintis kita menghubungkan daerah pedalaman seperti Long Bawan, Long Layu, Binuang, Long Sule, Long Ampung, long alango, long pujungan ke Kota Kabupaten Malinau, Nunukan, Tarakan maupun ibu kota Propinsi di Tanjung Selor,” bebernya.

Ceppy memaparkan, sebanyak 1.976 flight penumpang dan 624 flight kargo rencananya akan diterbangkan untuk tahun 2023 ini dengan target penumpang sekitar 19.500 penumpang dan 202.000 kg atau sekitar 202 ton kargo.

Sebagai perbandingan tahun 2022 lalu, angkutan perintis penumpang dengan 16 rute dan angkutan perintis kargo 5 rute dengan hasil sampai dengan akhir tahun mengangkut penumpang hampir 19.000 lebih penumpang dan 231 ton barang kargo.
“Penerbangan Perintis saat ini menjadi ujung tombak dalam pelayanan jasa angkutan udara di Indonesia, melalui kegiatan ini kita bisa lihat bagaimana kita bisa menembus pedalaman hutan di Kalimantan, menjangkau pulau terluar di Indonesia dan bahkan menghubungkan daerah – daerah di perbatasan negara tetangga dengan ibu kota pemerintahan daerah,” ungkapnya.
Sewindu, lanjut Ceppy, perintis korwil Tarakan merupakan wujud nyata atas keberadaan pemerintah pada kegiatan angkutan udara perintis ini. Warga masyarakat di Long Bawan, Long Apung bahkan di Long Pujungan bisa berbelanja kebutuhan di kota-kota besar terdekat seperti Malinau, Nunukan dan Tarakan.
Perintis Kargo khususnya, diperuntukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat di daerah 3T, pemerintah mencoba hadir dengan pelayanan perintis kargo, dimana adanya keterbatasan sarana transportasi menyebabkan harga bahan kebutuhan masyarakat meningkat tinggi di bandingkan dengan harga barang di kota.
Baca juga: https://facesia.com/tarakan-dan-kaltara-penyumbang-inflasi-terendah-se-kalimantan/
“Melalui Program Angkutan Udara Perintis ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas dan mengatasi persoalan logistic dan mampu menekan disparitas harga barang di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan (3TP), sehingga diharapkan tidak ada lagi perbedaan harga barang pokok,” tukasnya.
Plh Kepala Bandara Juwata ini menuturkan, tahun ini, pihaknya mendapat amanah untuk melayani penerbangan perintis dengan 16 rute untuk penerbangan perintis penumpang melayani rute antara lain Tarakan – Long Bawan, Tarakan – Maratua, Malinau – Long Pujungan, Malinau – Long Alango, Nunukan – Long Layu, Nunukan -Binuang dan lainnya. Demikian juga untuk perintis kargo akan melayani 5 rute, yaitu Tarakan – Long Bawan , Tarakan – Long Ampung, Tarakan – Binuang, Tarakan – Long Sule, dan Tarakan – Long Layu.
“Memang pada tahun 2023 ini terdapat beberapa perubahan dibandingkan tahun 2022, terdapat penggurangan frekuensi di beberapa rute, rute Tarakan – Long Bawan, yang semula 4x seminggu menjadi 2x seminggu, rute Nunukan – Long Bawan dari 3x seminggu menjadi hanya 1x seminggu dan rute Malinau – Long Apung dari 3x seminggu menjadi 2x seminggu. Hal ini kami lakukan dengan sangat terpaksa dikarenakan adanya keterbatasan anggaran dari kementerian perhubungan, dengan opsi mengurangi rute atau mengurangi frekuensi,” ujarnya.
Beda halnya dengan rute penumpang, perintis kargo tahun ini tetap sama seperti tahun 2022.
“Kami berjuang sedemikian rupa untuk tetap mempertahankan rute yang sudah ada dan dengan jumlah frekuensi yang sama dengan tahun sebelumnya,” pungkasnya.(sha)