LEBIH dari 30 tahun yang lalu, seorang guru agama di Malaysia memiliki visi tentang dunia tanpa kelaparan. Dia kemudian memulai sebuah restoran vegetarian, yang memungkinkan pengunjung untuk makan sesuka mereka dan membayar sesuka mereka. Gagasan yang diperkenalkan oleh Swami Shantanand Saraswathi pada tahun 1985 itu, segera menjadi sebuah daya tarik. Banyak orang mulai makan di Annalakshmi Vegetarian Restaurant, yang pada waktu itu adalah sebuah toko sederhana di Bangsar, Kuala Lumpur.

Restoran, yang melayani hidangan vegetarian India selatan dan utara sepenuhnya dijalankan oleh sukarelawan, yang semuanya adalah bagian dari kelompok doa yang dipimpin oleh Swami Shantanand yang datang ke Malaysia dari Rishikesh di India pada tahun 1970-an. Manajer restoran senior Mohan Narayanan mengatakan kepada CNA bahwa pada masa-masa awal, memasak dilakukan oleh bibi dan nenek yang memiliki bakat untuk memasak.
“Tidak ada profesional, tidak ada koki dan tidak ada buku resep. Apa yang membedakan kami dari semua restoran vegetarian lainnya di luar sana, adalah cinta yang kami berikan untuk membuat makanan,” katanya berseri-seri dengan bangga.

Ajaran Swami masih diikuti oleh relawan. Mr Mohan mengatakan kekuatan pendorong di belakang restoran sebenarnya adalah elemen spiritualitas. Foto-foto Swami Shantanand, yang meninggal pada tahun 2005, dapat dilihat menggantung di restoran, dihiasi dengan karangan bunga. “Athithi Dhevo Bhava, yang berarti tamu adalah dewa. Itu adalah ajaran Guruji kami dan kami selalu berusaha untuk mengikuti ajarannya,” kata manajer operasi restoran, Soma Chandran.
Saat ini, Annalakshmi Riverside Restaurant terletak di Brickfields. Itu masih menyajikan makanan India gaya buatan sendiri di mana pelanggan bebas membayar jumlah berapa pun yang mereka suka. Namun, ada tantangan dalam model operasi ini. Terlepas dari upaya mereka untuk melayani masyarakat, para relawan mengatakan telah ada contoh pelanggan menyalahgunakan sistem tersebut. Dengan tidak adanya daftar harga, para pengunjung juga sulit menghargai nilai makanan. Banyak juga pengunjung yang mengambil makanan terlalu banyak, sehingga sisa makanan pada akhirnya terbuang. (bst)