TARAKAN – Kasus prostitusi anak di Kota Tarakan menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk PC IMM Kota Tarakan. Ketua PC IMM Kota Tarakan, Mutmainnah, mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi yang belum menemukan titik terang penyelesaian.

“Kami melihat kondisi yang ada di Kota Tarakan belum mendapatkan titik terang terkait penyelesaian kasus-kasus prostitusi yang melibatkan anak,” ujar Mutmainnah.
Fenomena ini menjadi ironi di mana anak-anak di bawah umur yang seharusnya mendapatkan pendidikan layak justru terjerumus dalam perbuatan menyimpang akibat keterbatasan ekonomi.

PC IMM Kota Tarakan berharap kajian yang mereka lakukan dapat memberikan titik terang permasalahan ini, meskipun diakui bahwa kasus ini mungkin tidak sepenuhnya bisa dihilangkan, namun setidaknya dapat diminimalisir.
Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama anak-anak terjerumus dalam prostitusi. Keterbatasan ekonomi keluarga memaksa mereka mencari pelarian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, kurangnya pengawasan dari orang tua juga menjadi faktor penting.
Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan peran aktif dari semua pihak, mulai dari pemerintah, keluarga, hingga masyarakat. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini, misalnya dengan memberikan bantuan ekonomi kepada keluarga yang membutuhkan, serta meningkatkan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan terjadinya prostitusi.
Keluarga juga memiliki peran penting dalam mencegah anak-anak terjerumus dalam prostitusi. Orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anak-anak mereka, serta memberikan pendidikan moral yang baik.
Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam melaporkan jika mengetahui adanya kasus prostitusi anak. Dengan peran aktif dari semua pihak, diharapkan kasus prostitusi anak di Tarakan dapat diminimalisir.
Kasus prostitusi anak adalah masalah kompleks yang membutuhkan penanganan serius dan komprehensif. PC IMM Kota Tarakan berharap kajian yang mereka lakukan dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya penanganan kasus ini di Tarakan.
“Harapan dari kami setelah menyelesaikan kajian, bisa mendapatkan titik terang dari permasalahan tersebut, walaupun tidak bisa dipungkiri itu bisa terus terjadi tetapi bisa kita minimalisir untuk kondisi di Tarakan,” pungkas Mutmainnah. (nri)